
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Lumajang melaksanakan kegiatan Workshop Pengembangan Kapasitas P4GN untuk Lingkungan Masyarakat, di Grand Aloha, Kamis (11/4). Dalam kegiatan workshop tersebut, dihadiri 20 peserta yang terdiri dari beberapa komponen kelompok masyarakat di Kabupaten Lumajang.
Kepala BNNK Lumajang, AKBP. Indra Brahmana, menyampaikan bahwa masyarakat merupakan ujung tombak upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
“Ini merupakan pekerjaan yang mulia untuk menyelamatkan bangsa dari ancaman dan bahaya narkoba. Peserta akan menjadi relawan anti narkoba dimana sebagai perpanjangtanganan BNN dalam menyampaikan komunikasi informasi dan edukasi dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan kerjanya maupun di lingkungan masyarakat,” ujar dia.
Lanjut Indra, sebagai relawan anti narkoba para peserta juga harus menguasai kompetensi minimal menguasai kemampuan public speaking sebagai penyuluh dan untuk memudahkan komunikasi antara BNN dengan para relawan anti narkoba itu bisa dilakukan melalui media sosial.
“Relawan anti narkoba harus bersih dari narkoba juga keluarganya karena sebagai contoh teladan di lingkungan kerja atau lingkungan masyarakat. Untuk itu relawan anti narkoba dipersiapkan dengan bahan informasi dan edukasi P4GN dari BNN untuk disebarluaskan kepada keluarga, rekan kerja maupun masyarakat,” terangnya.
Diungkapkannya, sebagai relawan anti narkoba juga harus bisa memetakan tingkat kerawanan narkoba di lingkungannya guna memberikan informasi indikasi penyalahgunaan narkoba ke BNN, POLRI dan penegak hukum lainnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Rehabilitasi BNNK Lumajang, Nunung Purnawisudawati, dalam paparannya menjelaskan bahwa Adiksi merupakan kondisi dimana seseorang sudah tidak lagi mempunyai kendali terhadap perilaku kecanduannya.
“Seseorang yang sudah berhasil berhenti dari narkoba untuk periode waktu tertentu tidak dapat dikatakan sembuh (cure), tapi dikatakan pulih (recover). Hal lain yang harus diketahui bahwa proses pulih, bukan suatu proses yang mudah dan sederhana. Paling tidak dibutuhkan suatu kesabaran dari semua pihak yang berhubungan langsung dengan pecandu,” ujar dia.
Disela kegiatan workshop ini disempatkan pula penyematan Pin relawan anti narkoba secara simbolis oleh Kepala BNNK Lumajang kepada peserta workshop. Dengan Pin yang teregister ini menjadikan peserta workshop secara resmi menjadi relawan anti narkoba. (yud)